PALOPO – Informasi keberadaan Bunker di jalan trans Palopo-Toraja yang selama ini menjadi tanda tanya bagi warga mendapat perhatian dari TNI Kodim 1403 Sawerigading bersama warga Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo Sulawesi Selatan, Minggu (08/12/2019) siang, melakukan survey terhadap informasi keberadaan Bunker tersebut. Survey yang dilakukan tersebut, tim menemukan 4 unit Bunker yang berada di sepanjang jalan trans Sulawesi arah Palopo – Toraja dan 3 unit dibersihkan oleh TNI. Komandan Distrik Militer (Dandim) 1403 Sawerigading Letkol Infanteri Gunawan mengatakan jenis Bunker yang ditemukan penggunaannya bervariasi menurut kegunaannya seperti untuk pemantauan peninjauan dan kegunaan lainnya. “Bunker yang ditemukan ada 4 dan 3 yang sudah dibersihkan dari rumput yang mengganggu,” kata Letkol Infanteri Gunawan saat dikonfirmasi di lokasi. Menurutnya Keempat bunker tersebut ditemukan di 4 lokasi berbeda di sepanjang jalan trans Palopo – Toraja yang letaknya di tebing gunung dengan kondisinya masih utuh. Bunker pertama berada di kampung Kattun Kilometer 29 berbentuk Z dengan panjang 6 meter, lebar 4 meter dan tinggi 2 meter, diduga sebagai pos pengintaian tentara Jepang. Sementara Bunker kedua berada kampung Tamen Base berbentuk Z diduga sebagai tempat Penghadangan. “Untuk Bunker ketiga berada di kampung Kaleakan Battang Barat,atau di kolometer 34 yang diduga sebagai tempat penghancuran atau Killing Roun dan Bunker keempat di lokasi yang tak jauh dari lokasi pertama, umumnya bunker yang ditemukan terbuat dari material beton,” ucap Gunawan. Bunker yang ditemukan tersebut diduga peninggalan tentara Jepang, meski demikian pihak TNI Kodim 1403 Sawerigading masih melakukan penyelidikan. “Untuk sementara ini kami masih melakukan pembersihan terlebih dahulu, apalagi ini adalah merupakan sejarah bangsa Indonesia,” ujar Gunawan. Sementara itu warga setempat yang juga ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Zaenal Ahmadi mengatakan bahwa di wilayah tersebut ada 7 buah Bunker 4 sudah ditemukan. “Sebenarnya masih ada 3 bunker namun kondisinya sudah tertutup oleh rerumputan dan material longsor, salah satu dari bunker tersebut terdapat tulisan atau huruf jepang,”ungkapnya. Ia berharap agar pemerintah Kota Palopo melakukan inventaris terhadap bunker tersebut menjadi bangunan sejarah agar masyarakat dapat melindunginya.