Blog Lampu Islam: www.lampuislam.blogspot.com Facebook Page: www.facebook.com/LampuIslam ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Jazakallah Khair Kepada: www.youtube.com/themercifulservant ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Masalahnya adalah, bagaimana reaksi orang-orang terhadap perbedaan pendapat. Inilah yang menyebabkan fitnah. Menurut Imam Abu Hanifah R.A. angkat tangan sekali di dalam shalat dan cukup, kita tidak perlu mengangkat tangan lagi. Dia pernah shalat di sebelah Abdullah ibn Mubarak, dan Abdullah ibn Mubarak mengangkat tangannya setiap kali mengucapkan Allahu Akbar. Dapatkah kalian membayangkannya? Bahkan ketika sujud dia mengangkat tangannya, sedangkan dia shalat di sebelah Imam Abu Hanifah. Dan orang-orang berkata bahwa Imam Ibu Hanifah bukan hanya pintar, tapi dia juga punya rasa humor yang bagus. Jadi ketika shalatnya selesai, dia melihatnya dan berkata "Abdullah, apakah kau mencoba terbang dengan mengepakkan tanganmu setiap saat?" Dan Abdullah ibn Mubarak tertawa dan berkata "Kau tahu, Imam... Kau mengangkat tanganmu pertama kali dan kupikir kau sudah terbang jauh dari kami." Tapi beginilah cara mereka memandangnya. Dia berpendapat begitu, aku berpendapat begitu... hidup terus berjalan. Dia punya bukti dan aku punya bukti. Maksudnya adalah melakukan shalat sebaik mungkin, masing-masing berpikir shalat sesuai petunjuk Nabi Muhammad S.A.W. Selesai. Itulah poin pertama... Poin kedua adalah, Kapanpun Muhammad S.A.W. mengajarkan, dia mengajarkannya dengan sederhana, tidak menyulitkan sesuatu. Dia berkata "shalatlah seperti kalian melihatku shalat." Seorang Badui datang ke kota dan dia melihat Muhammad S.A.W. shalat. Jadi dia mengikutinya dan shalat.