Blog Lampu Islam: www.lampuislam.blogspot.com Facebook Page: www.facebook.com/LampuIslam ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Jazakallah Khair Kepada: www.youtube.com/inkofscholars ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Pembicara: Syekh Zulfiqar Ahmad Mujadid Alfi Thani menulis: Seseorang yang ingin menghapus kesombongan dan keangkuhan harus menganggap dirinya lebih rendah daripada orang lain, dari mereka yang muda, tua, saleh, berdosa, non-Muslim, bahkan binatang. Pernyataan ini terlihat keras, tapi mari kita analisis. Untuk menganggap diri kita lebih rendah daripada yang lebih muda dapat dilakukan dengan berpikir "Dia masih muda dan masih belum banyak berbuat dosa besar seperti yang kulakukan, dengan demikian dia lebih baik." Jadi kita memahami poin ini. Kepada orang yang lebih tua dari kalian, dengan berpikir "Oh, umurku masih belum sebanyak amal baik yang dia kumpulkan semasa hidupnya. Dia telah menghabiskan begitu banyak Ramadhan, lebih banyak shalat, jadi tentunya dia lebih baik dariku." Jadi menganggap yang tua dan muda lebih baik dari kalian, mudah dilakukan. Menganggap orang saleh lebih baik dari kalian juga mudah dilakukan. Tapi menganggap seorang pendosa lebih baik dari kalian? Ini bisa dilakukan dengan berpikir, meskipun dia berdosa sekarang, tapi prinsip Syariah adalah ketika seseorang melakukan taubat dengan tulus, maka Allah akan mengubah dosanya menjadi amal baik. "Jadi jika orang ini bertaubat sekarang, segala amal buruknya akan berubah menjadi amal baik, dengan demikian amal baiknya akan melampauiku." Pahamilah ini: Seseorang harus membenci dosanya, bukan si pendosa. Contohnya seperti seorang dokter. Mereka mengkarantina penyakit, memakai sarung tangan, memakai bahan kimia, untuk melindungi diri mereka dari tertular, tapi mereka tidak membenci si pasien. Bahkan dokter merawatnya, melakukan operasi padanya dan tetap terbangun di malam hari untuk menyembuhkannya. Jadi layaknya dokter tidak membenci orang yang sakit, melainkan membenci penyakitnya, begitu juga kita tidak membenci seorang pendosa, melainkan dosanya. Lebih jauh, bagaimana caranya menganggap seorang kafir lebih baik dari kita? Dalam hadist disebutkan "Barangsiapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat, maka dosa-dosa masa lalunya dihapuskan." Jadi di dalam dirinya juga ada potensi. Jika dia masuk Islam hari ini, maka dosanya menjadi nol sedangkan dosa kita masih banyak. Jadi hal ini menjadi jelas juga, tapi untuk mengerti hal keempat, bahwa binatang lebih baik, masih sukar untuk dipahami. Manusia berkata "Aku manusia, ciptaan terbaik, bagaimana mungkin binatang lebih baik?" Tapi seperti yang ditulis Mujadid Alfi Thani bahwa Al-Qur'an juga berfirman, bahwa barangsiapa yang tidak peduli dan menghabiskan hidupnya bergelimang dosa, "Mereka bagaikan binatang. Mereka jauh lebih tersesat." Jadi lebih buruk daripada binatang juga disebutkan, bukankah begitu?