Jadilah Seperti Sebuah Mercusuar! | Syekh Husain Abdul Sattar

submitted by hidayahsunnah on 07/11/16 1

Blog Lampu Islam: www.lampuislam.blogspot.com Facebook Page: www.facebook.com/LampuIslam ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Video diambil dari: www.youtube.com/inkofscholars ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Pembicara: Syekh Husain Abdul Sattar Jika kalian mengunjungi kota di pesisir pantai dimana kapal-kapal sering berlabuh, maka biasanya ada mercusuar. Andai saja kita mengetahui tentang mercusuar, dengan begitu kalian pasti berharap agar Allah S.W.T. menjadikan kita layaknya mercusuar. Pertama-tama, ketika mercusuar dibangun, desain dan konstruksinya dibuat untuk menuntun kapal agar kembali ke pelabuhan. Mercusuar digunakan sebagai sumber petunjuk. Jadi mereka membangun sebuah bangunan yang tinggi menjulang dan di atas bangunan itu dipasang sebuah lampu. Lampu itu berkedip-kedip dengan interval yang tetap. Subhanallah, jika kalian pergi ke sana pada jam 4 pagi dimana tentu saja tidak ada kapal yang akan berlabu, dia masih terus berkelip, bahkan jika kalian ke sana di musim dingin, seluruh danau membeku sehingga tidak ada kapal yang lewat, dia masih saja berkedip, berarti dia konsisten melakukan dakwahnya, menuntun kapal-kapal kembali ke pelabuhan tidak peduli apakah ada kapal yang memperhatikan atau tidak. Jadi seperti sunnah Rasulullah S.A.W. Ketika berdakwah, Rasulullah S.A.W. terus-menerus menyampaikan pesannya, baik ketika orang-orang mendengarkan atau ketika tidak ada yang mendengarkan, baik ketika ada 1.000 orang di hadapannya, 1 orang di hadapannya, atau tidak ada orang di hadapannya. Inilah Sunnah Rasulullah S.A.W. Ketika kalian melihat mercusuar, dia selalu bercahaya. Jika kalian mencarinya maka kalian akan menemukannya, tapi cahayanya tidak menyilaukan mata, sama seperti Sunnah Rasulullah S.A.W. Ketika dia berdakwah, selalu dalam keadaan lemah lembut, tidak bersifat memaksa, Rasulullah S.A.W. menyabdakan sesuatu, para sahabat mempraktekkan apa yang harus dipraktekkan dari pesan itu, dan orang-orang disuruh memilih keputusannya masing-masing. Jika tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan pesan kita, tidak apa-apa, kita terus memancarkan cahaya. Seperti Nuh A.S., dia tetap bercahaya, tidak ada seorang pun yang mendengarkan pesannya selama ratusan tahun, namun tetap bercahaya, karena itulah kewajiban kita. Itulah yang dilakukan Rasulullah S.A.W., itulah yang dilakukan para pendahulu sebelum kita, dan itulah yang akan terus kita lakukan di zaman ini. Kenapa? Karena kita tidak pernah tahu, mungkin akan datang sebuah kapal yang mencari mercusuar, dan karena kita terus bercahaya, maka dia mendapatkan petunjuk. Dan bahkan seringkali kita tidak menyadarinya, banyak orang menggunakan mercusuar untuk kembali ke pelabuhan, tapi mereka tidak pernah memberitahu orang-orang "Hey, mercusuar itu telah membantuku", mereka hanya menggunakan mercusuarnya tapi tidak mengucapkan terima kasih pada mercusuar itu.

Leave a comment

Be the first to comment

Email
Message
×
Embed video on a website or blog
Width
px
Height
px
×
Join Huzzaz
Start collecting all your favorite videos
×
Log in
Join Huzzaz

facebook login
×
Retrieve username and password
Name
Enter your email address to retrieve your username and password
(Check your spam folder if you don't find it in your inbox)

×