Blog Lampu Islam: www.lampuislam.blogspot.com Facebook Page: www.facebook.com/LampuIslam ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Video ini diambil dari: www.youtube.com/inkofscholars ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩Ϫ۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Pembicara: Syekh Zulfiqar Ahmad Masalah yang sering terjadi adalah, jika kalian mengoreksi kesalahan seseorang, maka orang itu menjadi musuhmu. Begitu juga, orang yang mengoreksi kesalahanmu tampak bagaikan musuh. Ini adalah pemahaman yang salah, karena orang yang mengoreksi kesalahan berarti lebih bijaksana. Pikirkanlah: Seseorang yang sedang bercermin dan melihat ada jerawat di wajahnya, akankah dia memecahkan cermin itu? Tidak, dia malah akan membeli cermin besar yang mengkilap sehingga dia bisa melihat setiap jerawat kecil yang ada di wajahnya. Layaknya sebuah cermin yang menunjukkan setiap jerawat pada wajah seseorang, maka teman yang baik juga menunjukkan kesalahan dari seseorang. Ini menjadi kesempatan agar orang itu dapat berubah. Ada pepatah dari Umar R.A. yang pantas ditulis dalam tinta emas: "Aku akan memohonkan ampun bagi seseorang yang menunjukkan kesalahanku." Orang-orang seperti inilah yang peduli dengan perubahan diri, dengan tujuan untuk memperbaiki diri sebelum kita berada di hadapan Allah. Terkadang Allah menunjuk seorang inspektor (pengoreksi), misalnya orang yang iri hati. Mereka membesar-besarkan kesalahan kecil, Allah telah memberikan mereka mikroskop, dan mereka selalu mencari-cari kesalahanmu. Mereka membesar-besarkan kesalahan kecil sehingga membuat seseorang tersinggung. Sebenarnya kita tidak usah tersinggung. Mereka sebenarnya adalah inspektor (pengoreksi) kita agar kita menjadi orang yang lurus. Jika mereka tidak ada, maka siapa yang akan meluruskan kita? Itulah mengapa seharusnya kita tidak tersinggung, tapi malah bersyukur kepada Allah. Bisa saja kau meminta Allah "tunjukilah kami jalan yang lurus" (Q.S. Al Fatihah), Allah mengabulkan do'amu, dan memberikan dua orang yang iri kepadamu. Satu orang mengamatimu dari sisi kiri, dan satunya lagi dari sisi kanan. Jadi sekarang kau harus berjalan dengan lurus. Para ulama besar kita juga mendengarkan pendapat dari orang-orang yang membenci/iri kepada mereka, kemudian mereka berusaha memperbaiki diri. Ingatlah satu hal: Seseorang yang tidak memiliki pengoreksi, sesungguhnya dia dalam bahaya besar. Tidak ada seorang pun yang akan memberitahu kesalahannya, jadi bagaimana mungkin dia tetap di jalan yang lurus? Ada seorang kakek yang diberitahu betapa buruknya dia. Dia mendengarkan dengan sabar. Lama-lama, orang yang mencela berkata "Kenapa kau malah mendengarkan dan tidak tersinggung?" Dia menjawab "Sebesar apapun kau mengetahui sifat burukku, maka aku lebih mengetahuinya, jadi kenapa aku harus marah?" Mereka yang peduli dengan perubahan diri tidak akan tersinggung ketika mendengar kritik orang lain. Mereka tidak akan memulai pertengkaran. Mereka akan berpikir bagaimana caranya menerapkan nasihat itu.